Minggu ini, WHO Bakal Putuskan Apakah Gaming Disorder Masuk Dalam Daftar Resmi atau Bukan
Apakah kecanduan bermain game atau bisa dikatakan sebagai Gaming Disorder benar-benar merupakan sebuah penyakit atau gangguan kesehatan mental? Minggu ini tampaknya kita akan melihat sesungguhnya bagaimana pandangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengenai hal tersebut.
Meski, kalangan profesional kesehatan maupun industri game menentang gagasan tersebut. Bahkan mereka melihat bahwa kecanduan bermain game merupakan istilah akses yang berlebihan, dimana letak kesalahan yang terjadi bukan pada game itu sendiri, merupakan batasan yang minim untuk melakukan sesuatu jauh melebihi batas.
Baca juga : Twitch Streamer Kini Lebih Populer Untuk Promosikan Game, Bisa Dibayar Hingga 700 Juta Perjam
Pada bulan juni tahun lalu, WHO membuat keputusan mengejutkan dengan rencana mereka untuk memasukkan ‘gaming disorder’ dalam revisi ke 11 dari Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11) untuk tahun 2018 setelah dimasukkan dalam draft dokumen. Minggu ini, para ahli yang menghadiri Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa akan memilih apakah mereka akan menyetujui klasifikasi tersebut atau tidak.
Dan dari ICD-11, draft tersebut mendefinisikan Gaming Disorder sebagai:
- Gangguan kontrol atas game (mis. Onset, frekuensi, intensitas, durasi, pemutusan, konteks).
- Meningkatnya prioritas yang diberikan untuk kegiatan gaming, dimana permainan selalu didahulukan dari minat hidup dan aktivitas sehari-hari lainnya.
- Kelanjutan atau peningkatan permainan meskipun telah terjadi konsekuensi negatif.
Dokumen tersebut juga menambahkan bahwa seseorang yang menderita Gaming Disorder memiliki pola perilaku yang secara negatif mempengaruhi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan atau bidang fungsi penting lainnya.
Hanya saja, menurut uraian Techspot, baik profesi medis dan industri game menentang dimasukkannya Gaming Disorder di ICD-11. “Kami percaya bahwa percakapan dan pendidikan yang berkelanjutan diperlukan sebelum klasifikasi apa pun diselesaikan. Bahkan, para ahli kesehatan mental terkemuka telah berulang kali memperingatkan bahwa mengklasifikasikan hal tersebut bisa menciptakan risiko kesalahan diagnosis bagi pasien yang paling utama membutuhkan pertolongan,” kata presiden Asosiasi Software Entertainment. , Stanley Pierre-Louis.
Menurutnya, “Adalah harapan kami bahwa melalui dialog yang berkelanjutan kami dapat membantu WHO menghindari tindakan terburu-buru dan kesalahan yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk diperbaiki.”
Kecanduan bermain game telah menjadi sorotan lebih dari sebelumnya selama beberapa tahun terakhir, sehingga permainan populer seperti Fortnite atau sejenisnya dituduh menyebabkan sifat adiktif di kalangan anak muda. Ada banyak yang mendukung, namun banyak pula yang menentang atau menginginkan penjelasan lebih detail mengenai semua hal tersebut. Bagaimana menurut kamu?
Baca Juga :
- Twitch Streamer Kini Lebih Populer Untuk Promosikan Game, Bisa Dibayar Hingga 700 Juta Perjam
- Rage 2 Game Preview : Apa Yang Kami Tahu Sejauh ini
- Istilah Gamer Mana Yang Cocok Buat Kamu? Beberapa Jawaban ini Bisa Mewakilinya
- PUBG Mobile Ditarik Dari Negeri Tiongkok, Game for Peace Jadi Penggantinya
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :
