Pasar PC Sedang Turun, Dampak Deflasi & PHK Massal?
Pasar PC di Indonesia tampak sepi selama beberapa bulan terakhir, yang mencerminkan tren ekonomi lebih luas dan itu telah menyebabkan penurunan belanja konsumen. Kesunyian ini bertepatan dengan kondisi deflasi Indonesia, yang telah berlangsung sejak Mei 2024.
Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,03% pada Mei 2024, diikuti oleh 0,08% pada Juni, dan 0,18% pada Juli. Tren deflasi ini berlanjut selama lima bulan berturut-turut, hingga Oktober 2024, bertepatan dengan berakhirnya pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Motherboard AMD X870E & X870 Resmi Meluncur
Meskipun deflasi biasanya menandakan harga konsumen yang lebih rendah, hal itu juga dapat mengindikasikan melemahnya permintaan dan berkurangnya aktivitas ekonomi. Kondisi ini telah berkontribusi terhadap sepinya pasar PC, di mana belanja konsumen telah melambat secara signifikan.
Menambah tekanan ekonomi, Kementerian Ketenagakerjaan melaporkan 101.536 PHK antara Januari dan Juni 2024. PHK tersebut telah memperburuk krisis ketenagakerjaan Indonesia, membatasi peluang bagi para pencari kerja dan mengurangi pendapatan rumah tangga. Akibatnya, kepercayaan konsumen anjlok, dengan orang-orang berfokus pada kebutuhan pokok dan menunda pembelian yang lebih besar seperti PC.
Kelas Menengah Menyusut, Daya Beli Menurun
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dari tahun 2019 hingga 2024, jumlah rumah tangga kelas menengah di Indonesia menurun dari 57,33 juta menjadi hanya 47,85 juta. Kelas menengah yang menyusut semakin menyoroti melemahnya daya beli yang memengaruhi pasar PC.
Dengan lebih sedikit konsumen kelas menengah—yang secara tradisional merupakan pembelanja terbesar untuk produk teknologi—permintaan untuk PC baru telah mengalami penurunan tajam.
Penurunan daya beli didorong oleh terbatasnya kesempatan kerja dan meningkatnya angka pengangguran. Dengan semakin sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, semakin banyak orang Indonesia yang merasa kesulitan untuk mendapatkan penghasilan tetap, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk membelanjakan barang-barang yang tidak penting, termasuk komputer pribadi.
Saat Indonesia menghadapi periode deflasi, perlambatan ekonomi, dan menyusutnya kelas menengah, masa depan pasar PC masih belum pasti. Pemulihan pasar akan sangat bergantung pada kemampuan negara untuk menciptakan lapangan kerja dan memulihkan kepercayaan konsumen. Untuk saat ini, bisnis di industri teknologi mungkin perlu menyesuaikan strategi mereka, mungkin dengan menawarkan produk yang lebih terjangkau atau menargetkan pembeli korporat yang masih membutuhkan solusi teknologi untuk efisiensi operasional.
Kesimpulan
Keheningan pasar PC merupakan cerminan dari tantangan ekonomi Indonesia yang lebih luas. Deflasi yang terus-menerus, meningkatnya pengangguran, dan menyusutnya kelas menengah semuanya berkontribusi terhadap melemahnya permintaan konsumen. Hingga faktor-faktor ekonomi makro ini membaik, industri PC kemungkinan akan terus berjuang, dengan penjualan yang lesu dan minat konsumen yang lebih rendah.
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :