Harga DRAM Makin Membengkak: Server AI “Mencekik” Pasokan Global
Rantai pasokan DRAM (memori) sedang mengalami gangguan serius, dan memori untuk server menjadi sektor pertama yang paling parah terkena dampaknya. Menurut laporan dari DigiTimes, para penyedia layanan hyperscaler (perusahaan cloud raksasa) di AS dan Tiongkok kini hanya menerima sekitar 70% dari DRAM server yang mereka pesan.
Ironisnya, kekurangan pasokan ini terjadi meskipun para pembeli besar setuju dengan kenaikan harga kontrak hingga 50% untuk Kuartal IV—jauh di atas kenaikan 30% yang mereka anggarkan sebelumnya.
Baca juga: Fitur Baru Windows 11: Otomatis Scan RAM Setelah Blue Screen
Penyebab Utama: AI Mengambil Alih Kapasitas
Inti dari masalah ini adalah lonjakan permintaan untuk Kecerdasan Buatan (AI). Walaupun HBM (High Bandwidth Memory) yang menjadi berita utama, permintaan untuk memori konvensional DDR5 RDIMM juga jauh melampaui pasokan, terutama pada node fabrikasi canggih.
Samsung dan SK hynix diketahui mengalihkan sebagian besar kapasitas produksi mereka ke komponen yang terikat pada akselerasi AI. Samsung mengonfirmasi penyesuaian prioritas ini dengan menaikkan harga kontrak RDIMM server hingga 50% dan SSD server hingga 35%, mengutip permintaan berkelanjutan dari pelanggan enterprise dan cloud.
Dampak Nyata di Pasar
Kondisi pasar saat ini sangat ketat, bahkan pembeli terbesar pun tidak bisa mendapatkan memori yang cukup. Harga spot (harga pasar langsung) telah melonjak sejak akhir September. Modul DDR5 16 GB yang bulan lalu diperdagangkan sekitar $7 hingga $8, kini melayang di sekitar $13.
Sementara hyperscaler mengunci alokasi tetap, pelanggan prioritas rendah seperti pemain channel dan OEM kecil hanya menerima sekitar 35% hingga 40% dari pesanan mereka. Mereka terpaksa berburu di pasar spot atau menunggu hingga kapasitas terbuka pada tahun 2026.
Produsen modul memori bersiap menghadapi situasi kehabisan stok menjelang akhir kuartal. Micron juga telah memperingatkan bahwa DRAM adalah “industri yang ketat” dan pertumbuhan pasokan akan tertinggal di belakang permintaan hingga akhir tahun depan.
Kondisi ini menyebabkan harga ritel DDR5 merangkak naik, tanpa tanda-tanda stabilisasi hingga akhir tahun.
Di sisi lain, DDR4 secara perlahan mulai ditinggalkan. Teknologi Nanya Tiongkok menyebutkan bahwa DDR4 standar kini hanya mencakup 20% dari total pasar DRAM dan tidak lagi diprioritaskan untuk produksi volume.
Kecuali permintaan mendingin secara tak terduga atau hasil produksi membaik tajam, alokasi DRAM untuk semua pembeli di luar prioritas utama dipastikan akan terus terkendala hingga tahun 2026.
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :

