>

Pernah Diselamatkan SEGA: Titik Balik Nvidia yang Hampir Dilupakan

Pernah Diselamatkan SEGA: Titik Balik Nvidia yang Hampir Dilupakan

Pada era pertengahan 1990-an, Nvidia—perusahaan teknologi yang kini mendominasi industri GPU—pernah berada di ambang kebangkrutan. Salah satu momen paling krusial dalam sejarah Nvidia terjadi saat mereka menjalin kerja sama dengan SEGA untuk mengembangkan chip grafis konsol Dreamcast. Namun, alih-alih menjadi lompatan besar, proyek ini justru membawa Nvidia ke jurang krisis.

Baca juga: ASRock Radeon RX 9060 XT Steel Legend Review: 7 Jutaan, Performa Solid!

Nvidia saat itu ditugaskan untuk menyuplai teknologi grafis bagi konsol terbaru SEGA. Sayangnya, teknologi yang ditawarkan Nvidia dinilai sudah tertinggal dari para pesaingnya. Setelah satu tahun pengembangan, SEGA memutuskan untuk membatalkan kerja sama tersebut dan memilih vendor lain.

Pernah Diselamatkan SEGA: Titik Balik Nvidia yang Hampir Dilupakan

Yang menarik, keputusan tersebut tidak serta-merta menjadi akhir dari hubungan antara Nvidia dan SEGA. Presiden SEGA saat itu, Shoichiro Irimajiri, justru mengambil langkah yang tidak terduga: Ia menyampaikan kabar pembatalan proyek secara langsung kepada CEO Nvidia, Jensen Huang. Namun, di balik keputusan tersebut, Irimajiri melihat potensi besar dalam visi dan semangat tim Nvidia.

Tanpa melalui saluran korporasi, Irimajiri secara pribadi meyakinkan pihak manajemen SEGA untuk memberikan investasi sebesar 5 juta dolar AS ke Nvidia. Dana tersebut menjadi penyelamat Nvidia yang pada saat itu hanya memiliki cukup dana untuk membayar gaji karyawan selama satu bulan ke depan. Jensen Huang bahkan menjadikan situasi tersebut sebagai slogan internal tidak resmi:

“Our company is thirty days from going out of business.”

Situasi krisis ini mendorong Huang untuk mengambil keputusan sulit: ia merumahkan lebih dari separuh karyawannya, dari 100 menjadi hanya 40 orang. Fokus perusahaan dialihkan sepenuhnya ke pengembangan akselerator grafis yang mengoptimalkan pemrosesan triangle primitives, yang kemudian dikenal sebagai RIVA 128.

Saat RIVA 128 dirilis pada Agustus 1997, Nvidia benar-benar berada dalam kondisi finansial kritis. Namun produk ini justru berhasil mencatatkan penjualan fantastis: sekitar satu juta unit dalam waktu empat bulan. Keberhasilan ini memberikan napas baru dan pendanaan cukup untuk mengembangkan generasi produk berikutnya, termasuk RIVA TNT pada tahun 1998, yang membantu memperkuat posisi Nvidia sebagai pemimpin di industri grafis.

Tanpa dukungan dari Shoichiro Irimajiri dan keputusan investasi yang penuh keyakinan tersebut, sejarah Nvidia bisa jadi berakhir lebih awal. Momen ini bukan hanya mencerminkan pentingnya inovasi dan ketekunan, tetapi juga nilai dari sebuah kepercayaan yang diberikan di saat paling genting.

Comments

VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :

Indra Setia Hidayat

Saya bisa disebut sebagai tech lover, gamer, a father of 2 son, dan hal terbaik dalam hidup saya bisa jadi saat membangun sebuah Rig. Jauh didalam benak saya, ada sebuah mimpi dan harapan, ketika situs ini memiliki perkembangan yang berarti di Indonesia atau bahkan di dunia. Tapi, jalan masih panjang, dan cerita masih berada di bagian awal. Twitter : @murdockcruz Email : murdockavenger@gmail.com