>

iPhone Anjlok di Tiongkok: Apple Kalah di Kandang Lawan

iPhone Anjlok di Tiongkok: Apple Kalah di Kandang Lawan

Apple, raksasa teknologi asal Amerika, kini menghadapi tantangan serius di Tiongkok. Bukan cuma soal tarif impor yang digencarkan era Trump, tapi juga karena pamornya di pasar ponsel terbesar dunia terus meredup. Data terbaru menunjukkan bahwa pengiriman iPhone dan ponsel non-China lain di negara tersebut jatuh nyaris 50% pada Maret 2025. Ironisnya, pengiriman smartphone secara keseluruhan justru naik.

Baca juga: Sudokoo Luncurkan Lini Cooler Andalan di COMPUTEX 2025

iPhone Ditinggal, Brand Lokal Menanjak

Berdasarkan laporan dari China Academy of Information and Communications Technology (CAICT), hanya 1,89 juta unit ponsel asing yang dikapalkan ke China pada Maret – turun 49,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Selama kuartal pertama 2025, pengiriman dari merek non-China turun lebih dari 25%, sementara total pasar tumbuh 3,3%.

iPhone Anjlok di Tiongkok: Apple Kalah di Kandang Lawan

Dengan kata lain, Apple dan brand luar lainnya hanya menguasai 8% dari pasar pengiriman smartphone di China. 92% kini dikuasai brand lokal seperti Huawei, Vivo, Xiaomi, dan Oppo.

Menurut Counterpoint Research, Huawei – yang masih berada di bawah sanksi AS – justru mengalami pertumbuhan 28,5% pada Q1 2025, meraih pangsa pasar 19,4%, tertinggi sejak 2021. Apple? Tertahan di peringkat kelima dengan 14,1%.

Salah satu penyebab makin sulitnya Apple bersaing di China adalah kebijakan baru pemerintah: subsidi 15% untuk perangkat digital seharga di bawah 6.000 yuan. Sayangnya, iPhone 16 standar dijual mulai 5.999 yuan, tepat di ambang batas, sementara model Pro berada jauh di atasnya.

Brand lokal justru berjaya karena banyak dari mereka memiliki flagship dengan harga di bawah 6.000 yuan. Apple pun kabarnya mempertimbangkan memotong harga model Pro menjelang festival belanja besar 6.18, demi bersaing.

AI, Trump & Sentimen Anti-AS

Masalah Apple bukan hanya soal harga. Pendekatannya yang konservatif terhadap integrasi AI di perangkat dianggap kurang atraktif bagi konsumen China yang semakin tech-savvy. Belum lagi, sentimen anti-AS yang kian tumbuh akibat perang dagang dan tarif Trump ikut mendorong konsumen untuk beralih ke merek lokal yang kini dinilai lebih “nasionalis” dan tidak kalah canggih.

Apple kini menghadapi kenyataan pahit di pasar yang dulunya sangat menguntungkan. Jika langkah besar tidak segera diambil—baik dari sisi harga, strategi AI, maupun manufaktur—bukan tak mungkin dominasi iPhone di China hanya tinggal sejarah.

Apakah strategi diskon dan perakitan di India cukup untuk membalikkan tren ini? Atau Apple sudah terlalu lambat menyadari arah pasar Asia?

Comments

VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :

Indra Setia Hidayat

Saya bisa disebut sebagai tech lover, gamer, a father of 2 son, dan hal terbaik dalam hidup saya bisa jadi saat membangun sebuah Rig. Jauh didalam benak saya, ada sebuah mimpi dan harapan, ketika situs ini memiliki perkembangan yang berarti di Indonesia atau bahkan di dunia. Tapi, jalan masih panjang, dan cerita masih berada di bagian awal. Twitter : @murdockcruz Email : murdockavenger@gmail.com