Dalang Dibalik Peretasan PDNS Diduga Kelompok Brain Cipher
Pada tanggal 20 Juni 2024 lalu, serangan ransomware yang signifikan menargetkan Pusat Data Nasional Indonesia, sehingga sangat mengganggu berbagai layanan pemerintah, termasuk pemeriksaan imigrasi bandara. Para penyerang meminta uang tebusan sebesar 8 juta USD (sekitar 131 miliar Rupiah).
Baca juga: Wacana Pembentukan Satgas Keamanan Siber Nasional
Serangan ransomware ini berdampak pada lebih dari 200 institusi pemerintah, menghambat layanan digital seperti imigrasi, visa, paspor, dan izin tinggal. Hal ini mengakibatkan penundaan yang lama dan antrean panjang di bandara, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan yang luas.
Pemerintah Indonesia menolak membayar uang tebusan. Menanggapi krisis ini, mereka telah berupaya keras untuk memitigasi dampaknya. Data penting telah dimigrasikan ke Amazon Web Services (AWS) untuk memulihkan fungsionalitas. Investigasi atas serangan itu sedang berlangsung.
Pada tanggal 2 Juli 2024, akun pengguna forum gelap, brain chiper, yang diunggah oleh perusahaan intelijen siber StealthMole, menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Inggris atas dampak serangan tersebut terhadap masyarakat Indonesia. Dalam pernyataannya, mereka mengaku akan memberikan kunci dekripsi secara gratis untuk membuka data yang terkunci.
Ransomware gang Brain Cipher announced they’ll release decryption keys for free this Wednesday. They emphasized the need for cybersecurity funding and specialists. Apologies to Indonesia for the disruption. They request public acknowledgment of their decision. pic.twitter.com/FNNg0YsoAp
— Fusion Intelligence Center @ StealthMole (@stealthmole_int) July 1, 2024
“Kami meminta maaf atas fakta bahwa [serangan] ini berdampak ke semua orang,” kata mereka. “Rabu ini kami akan memberi Anda kunci-kuncinya secara gratis.”
Motif dan Harapan Kelompok Peretas
Brain Chiper Gang menyatakan bahwa tujuan dari serangan ini adalah untuk mendorong pendanaan dan sumber daya manusia yang lebih layak di sektor teknologi. Mereka berharap tindakan mereka menunjukkan betapa pentingnya mendanai industri ini dan merekrut pakar yang kompeten.
“Kami harap serangan kami membuat jelas soal betapa pentingnya buat mendanai industri ini dan merekrut pakar yang layak,” ungkap mereka.
Pemerintah Indonesia, melalui Kominfo, telah menyatakan bahwa mereka tidak akan membayar tebusan yang diminta oleh pelaku sebesar 8 juta USD. Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari Kominfo terkait janji dari Brain Chiper Gang untuk memberikan kunci dekripsi secara gratis.
Meskipun Brain Chiper Gang berjanji akan memberikan kunci dekripsi secara gratis, pemerintah dan institusi terkait tetap disarankan untuk melakukan penilaian keamanan yang ketat dan mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk memastikan integritas data dan keamanan sistem di masa depan.
Serangan ransomware ini telah menyoroti kelemahan dalam infrastruktur keamanan siber Indonesia, mengingat pentingnya data dan layanan yang terdampak. Kejadian ini juga mendorong seruan untuk peningkatan investasi dalam teknologi keamanan siber dan penanganan insiden.
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :