Sony Music Bersikap Tegas Lawan AI Atas Pelanggaran Hak Cipta
Sony Music Group (SMG), salah satu dari “tiga besar” label rekaman bersama Universal Music Group dan Warner Music Group, telah mengambil tindakan tegas untuk melindungi konten musiknya dari penggunaan tidak sah dalam pelatihan AI.
Dalam langkahnya baru-baru ini, SMG mengirimkan surat yang tegas kepada lebih dari 700 perusahaan dan organisasi, menekankan penolakannya terhadap penggunaan data musiknya untuk melatih algoritma AI generatif tanpa izin yang sesuai.
Baca juga: AI Masuk Ke Ranah Headphone: Bisa Saring Kebisingan Selektif
Surat tersebut secara eksplisit memperingatkan perusahaan AI dan korporasi lain bahwa mereka tidak memiliki izin untuk memanfaatkan data musik milik SMG untuk melatih, mengembangkan, atau memasarkan sistem AI yang mensintesis konten audio.
SMG berpendapat bahwa penggunaan tidak sah tersebut melanggar hak label dan artisnya, yang berhak mendapatkan kendali dan kompensasi atas karya kreatif mereka. Larangan ini mencakup beragam konten terkait musik, termasuk gambar sampul album, komposisi musik, lirik, dan metadata terkait.
SMG menggarisbawahi komitmennya terhadap “nilai inheren dan terpenting” dari seni manusia, dengan memperhatikan penerapan teknologi AI sebagai alat kreatif secara hati-hati dan bertanggung jawab. Meskipun mengakui potensi AI untuk merevolusi penciptaan musik, label tersebut menegaskan bahwa inovasi tidak boleh mengurangi hak artis untuk mempertahankan kendali hak cipta dan mencari nafkah dari karya mereka.
Untuk mencapai tujuan ini, SMG secara eksplisit melarang organisasi pihak ketiga menggunakan data terkait musiknya untuk pelatihan AI di seluruh yurisdiksi terkait. Larangan ini mencakup semua konten yang ada dan yang akan datang milik afiliasi SMG, Sony Music Publishing, dan Sony Music Entertainment, meskipun konten tersebut tersedia untuk umum atau terdaftar di database industri.
Langkah SMG mengikuti tindakan serupa yang dilakukan label rekaman besar lainnya. Universal Music Group telah mendesak layanan streaming untuk memblokir pengumpulan data untuk pelatihan AI, bahkan mengancam akan menarik seluruh katalognya dari platform yang melanggar undang-undang hak cipta. CEO Warner Music Group Corp. Robert Kyncl baru-baru ini memberikan kesaksian di depan Kongres AS untuk mendukung UU NO FAKES, dan menganjurkan sistem perizinan pasar bebas yang kuat untuk mengatasi masalah ini.
Perusahaan AI generatif telah menghadapi tuduhan pelanggaran hak cipta sejak awal berdirinya, karena algoritme mereka sering kali mengandalkan sejumlah besar konten, termasuk materi berhak cipta, untuk pelatihan.
Sikap kolektif label rekaman besar ini menandakan penolakan yang signifikan terhadap apa yang mereka anggap sebagai praktik melanggar hukum yang dilakukan oleh perusahaan AI, yang bertujuan untuk melindungi kepentingan artis dan integritas karya kreatif mereka.
Posisi tegas SMG menyoroti ketegangan yang sedang berlangsung antara kemajuan pesat teknologi AI dan perlindungan hak kekayaan intelektual di industri musik. Ketika perdebatan terus berlanjut, tindakan yang diambil oleh label rekaman berpengaruh ini kemungkinan besar akan memainkan peran penting dalam membentuk pandangan masa depan AI dan undang-undang hak cipta musik.
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :