CEO Telegram Tanggapi Secara Positif Permintaan Kemenkominfo
CEO Telegram Tanggapi Secara Positif Permintaan Kemenkominfo dan ini merupakan kabar baik bagi anda pengguna Telegram. Pihak yang mewakili aplikasi yang cukup populer ini telah sepakat untuk memblokir konten yang terkait dengan teroris di Indonesia. Pemerintah sebelumnya telah mengancam akan memblokir layanan tersebut (bahkan sebagian sudah diblokir) karena kekhawatiran bahwa hal itu memungkinkan aplikasi ini sering dipakai komunikasi oleh teroris.
Kementerian Komunikasi dan TI di negara kita bahkan sebenarnya telah memblokir versi layanan pesan berbasis web pada hari Jumat lalu dan telah mengancam untuk berbuat lebih jika pihak telegram masih enggan menanggapi hal tersebut. ISIS telah meningkatkan serangan di Indonesia dan Filipina tahun ini dan aplikasi obrolan yang dipakai mereka telah lama dipandang sebagai alat komunikasi utama.
Sebagai tanggapan resmi dari Telegram, CEO Telegram Pavel Durov mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan menghapus saluran terkait ISIS yang ditandai oleh pemerintah dan mengembangkan sistem yang lebih baik kedepannya.
Pihak Telegram tampaknya akan menciptakan “tim moderator yang berdedikasi dengan pengetahuan bahasa dan budaya Indonesia untuk dapat memproses laporan tentang konten yang berhubungan dengan teroris yang lebih cepat dan akurat.” Tetapi Durov juga mengatakan bahwa dia secara pribadi telah membuka komunikasi dengan pejabat Indonesia untuk membuat Prosesnya lebih efisien.
Durov di saluran Telegram publiknya mengatakan “Ternyata pejabat Kementerian baru-baru ini mengirimi kami daftar saluran publik dengan konten terkait terorisme di Telegram, dan tim kami tidak dapat segera memprosesnya dengan cepat. Sayangnya, saya tidak sadar akan permintaan ini, yang menyebabkan miskomunikasi hal tersebut dengan Kementerian, “. CEO Telegram ini sudah mulai bekerja pada layanan tersebut pada awal tahun 2012 bersama saudaranya Nikolai menyusul kebocoran NSA Edward Snowden. Layanan tersebut kini telah melewati 100 juta pengguna aktif tahun lalu, di antaranya “beberapa juta” berada di Indonesia.
Dalam surat wasiat terbarunya, Durov yang sebelumnya mendirikan saingan Facebook Rusia VK menambahkan bahwa perusahaannya bukanlah “teman teroris”, meski ada beberapa anggota komunitas keamanan yang bersikeras mengatakan hal sebaliknya. Durov kemudian mengungkapkan bahwa Telegram akan memblokir “ribuan saluran terkait ISIS per bulan.”
Sebagai akibat dari berbagai serangan yang terjadi oleh teroris, mereka juga akan membersihkan berbagai konten yang berkaitan dengan teroris. “Privasi, pada akhirnya, lebih penting daripada ketakutan kita akan hal-hal buruk yang akan dan bisa terjadi, seperti terorisme,” kata Durov, meskipun ia terus menjelaskan bahwa ISIS hanya akan menggunakan aplikasi lain jika aplikasi Telegram sudah memblokir “keleluasannya”.
Baca Juga :
- Mau Hapus Program Dengan Cepat? Cobalah Aplikasi Portable UninstallView
- Peneliti Keamanan Ungkap Celah Berbahaya Pada WhatsApp Dan Telegram
- Keren, Anak Berusia 11 Tahun Berhasil Meretas Bluetooth Dengan Menggunakan Rasberry Pi
- Whitehat Hacker & Blackhat Hacker, Apa Sih Perbedaan dari keduanya?
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :