Seorang Anak Umur 12 Tahun Lakukan Bunuh Diri Secara Live Streaming Lewat Sosial Media
Hati-hatilah bagi anda yang suka membiarkan anak anda selalu aktif dalam media sosial, karena situs media sosial bisa berdampak buruk bagi anda dan keluarga anda. Contoh yang paling nyata adalah ada seorang anak berusia 12 tahun yang secara live streaming bunuh diri langsung di media sosial, dan selama hampir dua minggu, video itu mudah ditemukan di Facebook yang kini telah ditutup.
Pada tanggal 30 Desember di Polk County, Georgia, Katelyn Nicole Davis membukukan 43 menit livestream ke media sosial platform lewat Live.me. Dalam video tersebut, Nicole seolah sedang mempersiapkan sebuah tali pada pohon besar. Dia kemudian naik ke pijakan di pohon, dan meminta maaf ke kamera. Dalam 15 menit terakhir dari rekaman, seolah langit telah gelap dan tubuh Davis tergantung di latar depan, teleponnya berdering keras, dan orang-orang dapat mendengar memanggil namanya dari kejauhan.
Keluarga Davis kemudian menghapus video dari Live.me, tetapi dalam hitungan waktu, salinan itu sudah naik di situs lain, termasuk YouTube dan Facebook. YouTube menghapus video tersebut awal pekan ini, dan pihaknya mengatakan itu melanggar kebijakan grafis-konten situs. Namun klip penuh tetap tersedia di Facebook sampai sore 12 Januari Hal ini masih dapat dilihat di blog lain.
Dan kemudian pihak Facebook mulai menghapus salinan video dari halaman tersebut juga bagi orang2 yang telah memposting video tersebut (termasuk versi Quartz yang bisa diakses sebelumnya hari ini). Perusahaan itu mengatakan dihapusnya video karena melanggar pedoman komunitas.
Mereka berpedoman untuk mencegah orang dari berbagi informasi tentang melukai diri sendiri apalagi bunuh diri. Facebook tidak menanggapi pertanyaan tentang apa yang membuat Davis ‘Video jatuh pada satu sisi dari garis versus lainnya.
Facebook telah menyatakan bahwa mereka akan menghapus konten yang mengganggu dan bertabrakan dengan pedoman yang bisa membantu untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu penting. Tetapi para ahli mengatakan prioritas pertama jaringan sosial harusnya memperhatikan dampak kesehatan dan kesejahteraan bagi keluarga dan masyarakat yang terkena dampak langsung, semuanya bisa mengalami trauma sekunder selama video grafis itu tetap hidup.
Facebook memang menawarkan satu set alat pencegahan bunuh diri di situsnya, tapi Jeremy J. Littau, asisten profesor jurnalisme di Lehigh University, mengatakan jaringan sosial harus berbuat lebih banyak untuk melindungi pengguna. Itu bisa termasuk memberi mereka pilihan yang bisa secara otomatis menyembunyikan apa pun dari situs label grafis.
Inilah yang harus menjadi perhatian kita, untuk selalu mendampingi bagian dari keluarga kita, khususnya saat mereka aktif dimedia sosial, menonton apa yang seharusnya layak untuk ditonton. Kita jangan mengharapkan pihak manapun untuk bisa berbuat banyak, dan kejadian ini sungguh menjadi sesuatu yang ironis untuk dilihat.
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :