Studi Ini Ungkap Lebih Dalam Bagaimana Google Lacak Pengguna

Google Lacak Pengguna – Google saat ini sedang mendapat pengawasan yang ketat, ketika baru-baru ini Associated Press mengungkap bahwa Google masih melacak pengguna yang telah mematikan Riwayat Lokasi di akun mereka. Dan kini, sebuah studi baru menemukan bahwa upaya perusahaan besar ini terhadap pengguna jauh lebih mencengangkan.
Studi baru tersebut berjudul “Google Data Collection” yang diterbitkan pada katalog hari Selasa kemarin, berisi mengenai seberapa banyak data yang dikumpulkan Google dari pengguna dan bagaimana itu digabungkan bersama untuk membuat produk yang laku. Analisis tersebut dilakukan oleh Profesor Douglas C. Schmidt dari Vanderbilt University Computer Science. Sejumlah temuan bisa cukup mengejutkan, namun kebanyakan dari ini adalah sesuatu yang luar biasa.
Baca juga : Urusan Pengukuran Kini Jauh Lebih Praktis Dengan Hadirnya Google AR Measure
Table of Contents
Studi Ini Ungkap Lebih Dalam Bagaimana Google Lacak Pengguna
Penelitian Schmidt mengungkapkan bahwa perangkat Android ternyata diam-diam mengirim informasi ke server Google hampir sepuluh kali lebih sering daripada iPhone berkomunikasi dengan server Apple. Dan selama periode 24 jam, data perangkat Android pengguna dikirim ke Google hingga 340 kali. Informasi ini biasanya terdiri dari lokasi dengan persentase sekitar 35 persen dari sampel data.
Temuan ini dilakukan dengan Chrome dan Safari yang berjalan di latar belakang pada perangkat Android. Selain itu, banyak data yang diduga anonim dijahit bersama dengan informasi identitas pribadi oleh Google. Inilah yang dijadikan Google untuk membuat asosiasi tersebut secara luas melalui teknologi periklanan yang bisa terbukti sangat efektif kepada pengguna, dimana banyak di antaranya yang dikontrol Google.
Semua pengumpulan data ini dapat dan memang terjadi ketika pengguna bahkan tidak secara aktif atau terlibat dalam menggunakan telepon. Selama periode aktif, pengumpulan data bahkan jauh lebih meningkat secara signifikan. Misalnya, Schmidt melaporkan bahwa raksasa pencarian ini dapat dan mengaitkan “cookie DoubleClick” dengan akun Google pengguna.
Cookie ini melacak aktivitas di situs web pihak ketiga. Jika pengguna memakai aplikasi Google, misalnya Gmail, di browser yang sama yang berisi cookie DoubleClick, pengguna dapat menghubungkan informasi pelacakan itu dengan akun Google pengguna.
Android juga Berperan Besar, informasi lokasi diperoleh melalui WiFi Atau Jaringan Seluler
Laporan Schmidt juga mengungkap bahwa perangkat Android memiliki fungsi yang jauh lebih efektif bagi Google, apalagi ketika pengguna selalu terhubung internet dengan memakai Wi-Fi. “Ke mana-mana hub Wi-Fi telah membuat pelacakan lokasi cukup sering,” kata Schmidt. “Misalnya, selama 15 menit berjalan kaki di sekitar lingkungan perumahan, perangkat Android akan mengirim sembilan permintaan lokasi ke Google. Permintaan tersebut secara kolektif berisi ~ 100 BSSID unik dari titik akses Wi-Fi publik dan pribadi. ”
Yang lebih mencengangkan adalah kenyataan bahwa meskipun WiFi atau jaringan pengguna dimatikan, Android masih melacak. Ini karena ia akan terus memindai sinyal yang tersedia. Selanjutnya, Google mampu menentukan aktivitas pengguna dari data lokasi yang diunggahnya dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Menggabungkan koordinat lokasi pada interval yang sering dengan data sensor dari accelerometer ponsel, perusahaan dapat menyimpulkan apakah kamu sedang berjalan, berlari, mengendarai sepeda, mengendarai mobil, atau bahkan naik kereta. Ini dibuktikan oleh snapshot dari upload lokasi pengguna Google itu sendiri.
Tanggapan Google Mengenai Semua Tuduhan Tersebut
Juru bicara Google yang menanggapi kekhawatiran tentang penggunaan cookie DoubleClick yang terlalu dilebihkan mengemukakan bahwa semua itu tidaklah benar. Bahkan juru bicara Google mengungkap mengenai studi Schmidt. “Studi ini mengandung informasi yang sangat menyesatkan,” katanya.
Perusahaan besar ini mungkin bisa memiliki sejumlah alasan, bahkan bisa kita pahami sampai sejauh ini. Kami pikir, ini adalah model bisnisnya , dan itu mungkin adalah harga yang dituntut untuk menawarkan layanan “gratis” yang biasa kita gunakan selama ini.
Jadi, intinya adalah tidak ada yang benar-benar gratis. Bagaimana Google membayar akun-akun Gmail yang hampir tak terbatas itu? Atau Google Docs? Atau layanan “gratis” lainnya yang disediakan oleh perusahaan? Konsumen adalah produknya. Pengguna yang tidak ingin dilacak dan ditargetkan oleh berbagai iklan dari Google harus berhenti menggunakan layanannya, termasuk sistem operasi Android. Ada lebih dari dua miliar pengguna Android, ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Dan ternyata hal tersebut juga bisa dikatakan tidak terbatas pada Google saja. Jika anda mendapatkan sesuatu tanpa bayaran dari siapa pun, cobalah gali lebih dalam , karena pasti ada sesuatu yang sedang ingin diperoleh oleh orang atau bisnis tersebut, khususnya yang menawarkan barang gratis kepada anda. Bagaimana menurut anda?
Baca Juga :
- Google Bangun Kabel Internet Sejauh 7408 Km, Antara Amerika & Perancis
- Urusan Pengukuran Kini Jauh Lebih Praktis Dengan Hadirnya Google AR Measure
- SAP Cloud Platform Kembangkan Beragam Teknologi Mutakhir Untuk Wujudkan IE
- Cara Mengatasi Kecepatan Download Google Chrome Yang Lemot
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :