>

Babak Baru Perang Dagang AS-China, Dari Chip ke Software

Babak Baru Perang Dagang AS-China, Dari Chip ke Software

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Kali ini, sumber dari Washington melaporkan bahwa pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan pembatasan baru terhadap ekspor produk yang mengandung software buatan Amerika ke China.

Meskipun keputusan final belum diumumkan, Beijing sudah menegaskan akan melakukan pembalasan keras jika kebijakan tersebut diberlakukan — sebuah sinyal bahwa perang dagang dua negara adidaya ini akan memasuki fase yang lebih kompleks dan berisiko tinggi bagi ekonomi global.

Baca juga: Wi-Fi Bisa Jadi Alat Mata-Mata: Ancaman Privasi yang Tidak Kita Sadari

Langkah ini dilaporkan mencakup berbagai sektor, mulai dari laptop dan perangkat konsumen hingga mesin industri dan jet yang menggunakan software dari perusahaan Amerika. Kebijakan tersebut muncul menjelang putaran baru negosiasi perdagangan antara kedua negara yang dijadwalkan berlangsung di Malaysia akhir pekan ini.

“Semua Opsi Ada di Atas Meja”

Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu kemarin, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengonfirmasi bahwa pembatasan ekspor tersebut memang sedang dipertimbangkan.

“Semua opsi ada di atas meja,” ujarnya, menambahkan bahwa keputusan apa pun akan diambil “bersama dengan sekutu G7.”

Namun baik Gedung Putih maupun Departemen Perdagangan AS menolak memberikan komentar tambahan. Sementara itu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington menuduh AS memberlakukan “tindakan hukum unilateral dengan yurisdiksi yang berlebihan,” dan menegaskan bahwa Beijing akan mengambil “langkah tegas untuk melindungi kepentingan sahnya.”

Bessent dijadwalkan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di Malaysia pada Jumat mendatang, dengan kemungkinan pertemuan lanjutan antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini — tergantung dari hasil negosiasi awal.

Pembalasan atas Langkah China?

Kebijakan ekspor baru ini diyakini sebagai tanggapan atas langkah China yang baru-baru ini membatasi ekspor mineral tanah jarang (rare earth minerals) — komponen penting yang digunakan dalam berbagai teknologi modern seperti ponsel pintar, kendaraan listrik, turbin angin, hingga jet tempur.

China menguasai sekitar 70 persen pasokan global mineral tersebut, menjadikannya pemain kunci dalam rantai pasok teknologi dunia. Pembatasan dari Beijing sebelumnya memicu kekhawatiran di industri semikonduktor dan manufaktur global yang sangat bergantung pada bahan mentah itu.

Trump sebelumnya juga telah mengancam untuk menaikkan tarif impor hingga 100 persen mulai 1 November, “di luar tarif yang sudah berlaku saat ini,” jika China tidak membuka kembali akses pasar bagi produk Amerika.

Geopolitik Teknologi: Dari Chip ke Software

Langkah baru ini menunjukkan bahwa perang dagang AS–China sudah melampaui sekadar tarif impor atau larangan chip. Kini, fokusnya bergeser ke software — komponen yang menjadi tulang punggung hampir semua produk modern.

Jika kebijakan ini diterapkan, dampaknya bisa meluas ke rantai pasok global, mengganggu produksi barang teknologi yang bergantung pada lisensi software Amerika. Perusahaan multinasional yang memproduksi di China — termasuk sektor penerbangan, otomotif, dan elektronik — juga bisa terkena imbas serius.

Dari perspektif politik, kebijakan ini berpotensi memperkuat posisi Trump menjelang pemilu, dengan narasi “melindungi kepentingan teknologi nasional.” Namun, di sisi lain, langkah semacam ini bisa memperburuk ketegangan diplomatik dan memaksa China mempercepat kemandirian teknologinya, sebagaimana telah dilakukan di sektor chip dan AI.

Ketika Perang Dagang Menjadi Perang Teknologi

Perang dagang yang dimulai dari tarif kini berkembang menjadi perang teknologi global — di mana data, software, dan kontrol atas sistem digital menjadi senjata strategis baru.

Apa yang dulu disebut “produk konsumen biasa” kini memiliki nilai geopolitik. Laptop, mesin jet, bahkan perangkat rumah tangga pintar — semuanya terhubung dalam ekosistem software yang dapat dikontrol, dibatasi, atau dimanipulasi oleh kebijakan ekspor.

Bagi dunia, pertarungan ini bukan hanya tentang siapa yang memimpin ekonomi global, tapi juga siapa yang mengendalikan masa depan teknologi itu sendiri.

Comments

VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :

Indra Setia Hidayat

Saya bisa disebut sebagai tech lover, gamer, a father of 2 son, dan hal terbaik dalam hidup saya bisa jadi saat membangun sebuah Rig. Jauh didalam benak saya, ada sebuah mimpi dan harapan, ketika situs ini memiliki perkembangan yang berarti di Indonesia atau bahkan di dunia. Tapi, jalan masih panjang, dan cerita masih berada di bagian awal. Twitter : @murdockcruz Email : murdockavenger@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.