Pasar PC 2025: Tumbuh, Tapi Penuh Ketidakpastian Politik & Tarif Trump

Pasar PC global mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal kedua 2025, tetapi di balik angka-angka positif tersebut, ada badai ketidakpastian yang terus mengancam stabilitas industri. Menurut laporan terbaru dari Counterpoint Research, pengiriman PC meningkat 8,4% secara tahunan—angka tertinggi sejak 2022. Namun, pertumbuhan ini bukan hasil dari pasar yang sehat dan stabil, melainkan lebih seperti respons panik terhadap kombinasi berbagai tekanan eksternal: politik, ekonomi, dan teknologi.
Baca juga: AMD Siapkan GPU Flagship Baru, Siap Tumbangkan RTX 5080?
Salah satu pemicu utama lonjakan pengiriman adalah mendekatnya batas waktu akhir dukungan resmi untuk Windows 10, yang akan berakhir pada Oktober 2025. Banyak perusahaan besar dan instansi pemerintah bergegas melakukan pembaruan perangkat sebelum tenggat waktu tersebut. Di saat yang sama, munculnya PC berbasis AI juga mulai menarik minat pasar, meski masih didominasi early adopter.
Namun, dorongan dari segmen konsumen tak sekuat sektor komersial. Pasar rumahan menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat, mencerminkan ketidakpastian finansial dan minat yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi serta inflasi global.

Bayangan Tarif Trump Menghantui Pasar
Salah satu isu utama yang menghantui pasar PC adalah ketegangan perdagangan internasional, terutama terkait tarif impor yang kembali digaungkan oleh pemerintahan Donald Trump. Pendekatan “tarif sebagai ancaman” yang kembali diadopsi bisa mengganggu rantai pasokan dan mendorong ketidakpastian di kalangan produsen dan konsumen. Banyak OEM memilih strategi “wait-and-see”, menunda ekspansi atau produksi karena ketidakjelasan kebijakan.
Menurut analis senior Minsoo Kang dari Counterpoint, dampak kebijakan tarif ini kemungkinan akan terasa lebih kuat di paruh kedua 2025. Pertumbuhan bisa melambat tajam jika ketidakpastian ini tidak segera mereda.
Di tengah dinamika ini, Lenovo berhasil mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar dengan pangsa 25% dan pertumbuhan 15% YoY. HP menyusul di posisi kedua (20,9%), dan Dell di posisi ketiga (14,5%), meskipun Dell justru mencatat penurunan pangsa pasar.
Apple berada di posisi keempat dengan pangsa 8,9% dan pertumbuhan 13%, berkat performa solid dari lini MacBook M4. Sementara itu, Asus mencatat pertumbuhan tertinggi di antara para pemain utama, naik 18% YoY dengan pangsa 6,8%.
Meskipun prospek jangka pendek dibayangi ketidakpastian, banyak pihak memprediksi 2026 akan membawa angin segar. AI PC diperkirakan akan mendominasi pasar, dengan setengah dari pengiriman laptop tahun depan adalah sistem berbasis AI.
Namun, geopolitik tetap menjadi variabel yang tak bisa diabaikan. Meski sebagian manufaktur mulai mengalihkan produksi dari China ke negara seperti Vietnam, India, dan Meksiko, sikap politik AS yang semakin tidak dapat diprediksi justru bisa membuat pasar-pasar alternatif ini ikut terdampak.
Pasar PC 2025 sedang berada dalam masa transisi besar. Di satu sisi, permintaan meningkat karena faktor eksternal seperti AI dan Windows 10. Namun di sisi lain, ketidakpastian kebijakan global—khususnya dari AS—bisa menjadi sandungan serius dalam menjaga momentum ini. Apakah industri mampu menavigasi badai ini? Waktu yang akan menjawab.
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :