Tren AI Sedang Hype, Tapi Apakah Bisa Untung atau Malah Buntung?

Sekarang ini, hampir semua perusahaan teknologi besar sedang berlomba-lomba investasi besar-besaran ke bidang AI. Tapi beberapa ahli ekonomi mulai khawatir — apakah ini semua terlalu berlebihan?
Torsten Slok, ekonom dari Apollo Global Management, mengatakan bahwa pasar saham terlalu optimis terhadap perusahaan seperti Nvidia, Microsoft, dan kawan-kawan. Bahkan lebih optimis dibanding saat orang-orang ramai membeli saham perusahaan internet sebelum terjadi krisis dot-com di tahun 2000.
Baca juga: Google Gunakan Jutaan Android Untuk Deteksi Gempa
Saat itu, banyak startup internet tumbuh sangat cepat meski belum menghasilkan uang. Akhirnya, pasar runtuh dan banyak perusahaan bangkrut. Sekarang, para analis melihat tanda-tanda yang mirip di sektor AI.
Rasio harga saham terhadap keuntungan perusahaan (P/E ratio) beberapa perusahaan AI sekarang sudah melewati angka tertinggi di era dot-com. Artinya, ekspektasi keuntungan mereka sangat tinggi — mungkin terlalu tinggi.
Nvidia, Microsoft, Meta, dan Google jadi penyumbang pertumbuhan terbesar di pasar saham. Tapi apakah mereka benar-benar bisa menghasilkan keuntungan besar dari AI secepat itu? Belum tentu. CEO Baidu bahkan mengatakan, hanya 1% perusahaan AI yang akan bertahan jika terjadi krisis.
Sementara itu, investasi tetap jalan terus. Microsoft mengeluarkan puluhan miliar dolar untuk infrastruktur AI, Meta membangun pusat data raksasa, OpenAI bikin browser baru untuk menyaingi Chrome. Tapi semua ini bisa jadi sia-sia kalau hype AI lebih besar dari kenyataan.
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :