Gaming Disorder Kini Masuk Dalam Daftar WHO

Bermain game bisa sangat menyenangkan, namun jika anda pergi terlalu jauh, maka ada bahaya yang menyelimuti semua hal ini. Biasanya, mereka menyebutnya sebagai penyakit “Gaming Disorder”, bahkan baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO telah merilis daftar penyakit terbaru dan “Gaming Disorder” juga disertakan.
Sebagaimana diketahui, Gaming Disorder merupakan pola perilaku game persisten atau berulang baik secara online atau offline, dimanifestasikan oleh gangguan kontrol terhadap game, lebih memprioritaskan pada game daripada kepentingan hidup lainnya dan aktivitas sehari-hari dan terur berlanjut atau terjadi peningkatan.
Baca juga : Gigabyte Radeon RX 560 Gaming OC 4GB Review
Apa yang bisa dilakukan oleh Penyakit Gaming Disorder?
Orang yang menderita “penyakit ini” berisiko mengalami kerusakan yang cukup signifikan terhadap kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, dan pekerjaan mereka. Dan ini juga ditegaskan oleh WHO dimana mereka mengatakan bahwa ” Gaming Disorder ” dapat menjadi kondisi yang kontinu atau bersifat episodik atau berulang. Biasanya, seseorang yang memiliki ” Gaming Disorder” akan menampilkan pola perilaku ini selama satu tahun atau lebih.
WHO nyatanya juga memiliki daftar untuk beberapa katageori “game berbahaya,” dimana menurut organisasi tersebut mengacu pada pola permainan, baik secara online maupun offline yang secara nyata bisa meningkatkan risiko konsekuensi kesehatan fisik atau mental yang berbahaya bagi individu atau orang lain di sekitar individu ini.
Risiko yang meningkat tersebut mungkin berasal dari frekuensi permainan, dari jumlah waktu yang dihabiskan untuk kegiatan tersebut, dari mengabaikan aktivitas dan prioritas lain, dari perilaku berisiko yang terkait dengan game atau konteksnya, dari yang merugikan konsekuensi dari permainan, atau dari kombinasi ini. Pola permainan tersebut sering tetap ada meskipun mungkin saja ada kesadaran akan meningkatnya risiko bahaya terhadap individu atau orang lain.
Nampaknya tidak semua orang senang dengan keputusan WHO untuk mengenali penambahan game sebagai kondisi medis. Asosiasi Software Entertaiment, yang mewakili kepentingan industri video game di Washington DC dan mereika juga biasanya menyelenggarakan E3 setiap tahun, mengatakan bahwa langkah tersebut sebagai langkah yang “sembarangan dan meremehkan masalah kesehatan mental sesungguhnya.”
Mereka mengatakan bahwa “Sama seperti penggemar Esport dan konsumen setia dari segala bentuk hiburan yang menarik, gamer nyatanya sangat bergairah dan berdedikasi dengan waktu mereka,” kata ESA dalam sebuah pernyataan kepada Gamasutra. Bahkan setelah memikat para gamer selama lebih dari empat dekade, lebih dari 2 miliar orang di seluruh dunia menikmati permainan video.” Entah menurut anda itu benar atau salah, hanya saja menurut kami bahwa pilihan waktu yang ideal dan menempatkan segala sesuatu yang tepat dan seimbang merupakan pilihan yang terbaik.
Baca Juga :
- 7 Pilihan Kartu Grafis Terbaik Untuk Gaming Tahun 2017
- 6 Pilihan Game Terbaru Yang Siap Beraksi Di Tahun 2018
- Inilah Alasan Mengapa Profesi Gamer Kini Lebih Menjanjikan Di Indonesia
- 3 Faktor Penting Sebelum Membangun Gaming Rig Yang Ideal
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :