Skandal Cambridge Analytica, Pemerintah Ancam Tutup Facebook

Facebook tampaknya semakin tersudut setelah terungkapnya skandal mengenai serangkaian sejumlah isu keamanan tentang bocornya data pengguna pribadi ke Cambridge Analytica, dan hal tersebut kini berlaku di negara kita.
Baru-baru ini, Menteri komunikasi dan informasi Indonesia, Rudiantara mengancam untuk menutup Facebook jika ternyata raksasa media sosial ini memiliki data pribadi warga yang diungkap ke Cambridge Analytica, atau juga jika perusahaan ini gagal untuk menangani berita hoax dalam pemilu mendatang. Hal tersebut diungkap situs Bloomberg beberapa saat yang lalu.
Dalam wawancara dengan agensi, Rudiantara mengatakan: “Jika saya harus menutupnya, maka saya akan melakukannya.” Ini juga nyatanya merupakan peringatan besar bagi sejumlah media sosial dan raksasa teknologi lainnya termasuk Twitter dan Google yang sebelumnya telah setuju untuk bekerja dengan pemerintah dalam hal “memantau konten”.
Baca juga : Facebook Jadi Alat Propaganda Utama Konflik Di Myanmar
Facebook terus mengalami tekanan yang meningkat di seluruh dunia menyusul terungkapnya skandal besar yang melibatkan data 50 juta penggunanya yang diperoleh oleh perusahaan analisis data Cambridge Analytica. Perusahaan tersebut nyatanya memiliki keterkaitan dengan kampanye pemilihan Presiden AS Donald Trump. Facebook tampaknya akan mengkonfirmasi dan membalas semua pertanyaan pemerintah kita minggu ini.
Dan jika nyatanya terbukti bahwa perusahaan ini gagal dalam menjaga keamanan yang didambakan banyak orang, termasuk di negara kita, maka Facebook akan menghadapi hukuman berat yang sesuai dengan peraturan di Indonesia. “Ada sanksi administratif. Saya bisa mengeluarkan surat peringatan kepada mereka, bahkan Juga akan ada sanksi pidana,” katanya.
Menurut Bloomberg, ia mengatakan karyawan raksasa media sosial itu dapat menghadapi hingga 12 tahun penjara dan denda hingga 11 miliar lebih. Menurut Rudiantara “Saya ingin memastikan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki data pengguna Facebook Indonesia termasuk sejumlah informasi atau datanya digunakan oleh Cambridge Analytica,” katanya. Ia menyatakan keprihatinan tentang bagaimana informasi pribadi nyatanya bisa digunakan sebagai pemilih individu oleh para aktor domestik dan eksternal selama pemilu di Indonesia.
Ini semua bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, terlebih lagi bagi perusahaan tersebut. Peringatan ini sangat jelas dan tegas, terlebih lagi pemerintah telah membawa aturan jelas mengenai semua hal tersebut. Dan jika itu terjadi, Facebook mungkin hanya akan menjadi kenangan bagi semua pengguna, khususnya di negara kita.
Baca Juga :
- Facebook Jadi Alat Propaganda Utama Konflik Di Myanmar
- Sisi Baik Dan Buruk Dari Kekuatan Media Sosial Hari Ini
- Hal Yang Perlu Kita Ketahui : Skandal Facebook Tentang Bocornya Data Pengguna
- Sekilas Cerita Bagaimana Beratnya Menjadi Content Moderator Di Facebook
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :