Smartphone Sebagai Mikroskop? Tentu Saja Bisa Dengan Bantuan Alat Ini

Bagaimana jadinya ketika sebuah smartphone biasa yang sering kita pakai digunakan bisa dijadikan sebagai alat penelitian untuk melihat benda paling kecil sekalipun layaknya sebuah mikroskop? Tampaknya hal tersebut bisa menjadi sebuah kenyataan ketika baru-baru ini para periset dari negeri Kanguru berhasil menjadikan smartphone sebagai alat mikroskop untuk digunakan dalam penelitian serius mereka.

Alat ini dikembangkan oleh para periset dari Pusat Keunggulan ARC untuk Nanoscale BioPhotonics (CNBP) dan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) University di Australia, dimana mereka berhasil membuat perangkat cetak 3D ( 3D printable ) yang dapat dipasang pada kebanyakan smartphone untuk mengubahnya menjadi mikroskop dengan memiliki fungsi penuh, kuat dan cukup untuk memvisualisasikan spesimen sekecil seperseratus milimeter.

Itu berarti smartphone dapat digunakan untuk melihat organisme mikroskopik dan sel darah, bahkan berpotensi untuk pengujian kebersihan air dan analisis sampel darah. Selain itu, file pencetakan 3D bebas ternyata bebas untuk didownload bagi masyarakat umum. Langkah ini tentu saja menjadi kemajuan besar yang berpotensi ke arah yang jauh lebih baik.

Walaupun begitu, ada sejumlah hambatan yang awalnya belum bisa memungkinkan sebuah smartphone bisa dijadikan mikroskop . Salah satunya adalah kebanyakan mikroskop smartphone mengandalkan sumber cahaya yang bertenaga eksternal, Orth dan timnya mencoba menemukan sumber cahaya di dalam telepon itu sendiri. Lampu kilat kamera yang biasa hadir pada smartphone adalah pilihan yang jelas namun menimbulkan masalah tersendiri, yakni ia akan menyinari sampel dari sisi yang salah.

“Tantangannya adalah lampu kilat menghadap ke arah yang salah,” katanya. “Ini dimaksudkan untuk menerangi apa pun yang ada di depan Anda. Untuk mikroskopi, kami benar-benar menginginkannya bersinar secara langsung melalui sampel mikroskopis kami dan masuk ke kamera. Jadi kita perlu menyalakan lampu untuk menerangi sampelnya. “

Orth dan rekan-rekannya menyadari bahwa kamera smartphone berkedip akan menghasilkan banyak cahaya, membuat mereka cukup kuat untuk memutar jalan melalui terowongan di perangkat cetak 3D, dan akhirnya menerangi sampel dari belakang. Itu adalah solusi sederhana yang memungkinkan mikroskop bekerja tanpa cermin.

Ke depannya, para peneliti ini ingin memperluas kemampuan perangkat mereka, yang sudah bisa digunakan untuk memvisualisasikan sampel dengan latar belakang terang dan gelap. Orth menasehati media untuk menantikannya, dengan mengatakan, “Kami memiliki beberapa trik di lengan baju kami yang kami pikir dapat memungkinkan kita untuk melihat struktur 3D, dan juga memiliki resolusi yang lebih baik.”