>

Lonjakan Harga RAM Tembus Rekor Baru Hingga 171%

Lonjakan Harga RAM Tembus Rekor Baru Hingga 171%

Teknologi AI sering dikritik karena konsumsi listrik, air, dan GPU yang sangat besar. Namun ada satu sektor lain yang tidak kalah terpukul: pasar memori dan storage. Dalam beberapa bulan terakhir, harga DRAM, SSD, dan modul RAM melonjak drastis — dan kenaikan ini diperkirakan berlanjut hingga tahun depan.

Baca juga: Harga DRAM Makin Membengkak: Server AI Mencekik Pasokan Global

Menurut laporan terbaru TrendForce, harga kontrak DRAM pada kuartal ketiga 2025 naik 171,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lompatan yang bahkan melampaui kenaikan harga emas. Penyebab utamanya tidak lain adalah permintaan yang tak terbendung dari server AI.

Kelangkaan DDR5

Ketersediaan chip DDR5 begitu menipis sehingga beberapa produsen di Korea Selatan terpaksa menghentikan pesanan baru hingga akhir bulan. Harga SSD enterprise melonjak 15–35%, sementara memori server RDIMM naik antara 40% hingga 50%.

Lonjakan Harga RAM Tembus Rekor Baru Hingga 171%

Kelangkaan ini juga mulai dirasakan konsumen. Harga spot harian DRAM Exchange menunjukkan DDR4 16Gb melonjak dari US$28 menjadi US$37 hanya dalam beberapa hari. DDR5 16Gb naik dari US$20 menjadi US$33 pada periode yang sama.

Di pasar e-commerce seperti Amazon dan PCPartPicker, modul RAM dari brand-brand seperti Corsair dan Crucial juga menunjukkan peningkatan signifikan. DDR4 mulai naik sejak Juli–September, sementara DDR5 menyusul pada Oktober.

Lonjakan Harga RAM Tembus Rekor Baru Hingga 171%

Meskipun DDR5 adalah teknologi baru, DDR4 justru mengalami kenaikan lebih cepat karena produsen sedang berada di masa transisi produksi. Ledakan permintaan AI terjadi tepat saat pabrikan mengalihkan kapasitas produksi — menciptakan perfect storm kekurangan memori global.

HBM Habis Terjual, Fulfillment Server Anjlok

SK Hynix, salah satu produsen DRAM dan HBM terbesar dunia, mengonfirmasi bahwa stok DRAM, NAND, dan HBM mereka telah terjual habis hingga tahun depan.
Saking ketatnya pasokan, penyedia cloud global kini membayar harga premium untuk pengiriman yang hanya 70% terpenuhi. OEM bahkan menerima hanya 30–40% dari pesanan mereka.

Sejak ledakan AI, pusat data milik OpenAI, AWS, dan Microsoft menjadi pelanggan terbesar memori dunia, karena setiap model AI dan tiap rak server membutuhkan jumlah DRAM dan HBM yang masif.

Menurut Adata, kondisi ini tidak akan membaik dalam waktu dekat. Kekurangan diperkirakan berlanjut hingga 2026, dengan banyak perusahaan mulai menyebut situasinya sebagai bull market — kondisi di mana permintaan tinggi dan harga terus naik.

Comments

VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :

Indra Setia Hidayat

Saya bisa disebut sebagai tech lover, gamer, a father of 2 son, dan hal terbaik dalam hidup saya bisa jadi saat membangun sebuah Rig. Jauh didalam benak saya, ada sebuah mimpi dan harapan, ketika situs ini memiliki perkembangan yang berarti di Indonesia atau bahkan di dunia. Tapi, jalan masih panjang, dan cerita masih berada di bagian awal. Twitter : @murdockcruz Email : murdockavenger@gmail.com