Microsoft Serukan Rencana Moderasi Jauh Lebih Luas Setelah Tragedi Kemanusiaan Di Selandia Baru

Hari-hari gelap dalam dunia teknologi berada dalam platform media sosial, terlebih lagi ketika tragedi penembakan massal di dua masjid di Selandia Baru memicu banyak reaksi keras. Untuk itulah, Presiden Microsoft Brad Smith memanggil semua pelaku industri teknologi untuk bersatu dalam upaya memberikan sisi pendekatan yang jauh lebih baik kepada semua kalangan.
“Pada akhirnya, kita perlu mengembangkan pendekatan industri yang berprinsip, komprehensif dan efektif,” kata Presiden Microsoft Brad Smith dalam posting blog yang diterbitkan pada hari Minggu. “Cara terbaik untuk mengejar ini adalah dengan mengambil langkah-langkah baru dan konkret dengan cepat dan dengan cara yang membangun apa yang sudah ada.”
Baca juga : Tidak Mau Kalah Dengan Google Stadia, Cloud Gaming dari Microsoft Juga Siap Sajikan Fitur Besar
Rekaman pembunuhan di Christchurch menyebar dengan cepat di internet. Facebook mengatakan bahwa dalam waktu 24 jam pertama setelah penembakan, perusahaan tersebut telah menghapus 1,5 juta video dengan rekaman itu. YouTube tampaknya menghadapi masalah serupa.
Dalam posting tersebut, Smith mencatat bahwa “individu menggunakan platform online untuk mengeluarkan sisi paling gelap dari kemanusiaan.” Dia menyarankan investasi baru dalam teknologi untuk menandai konten, yang harus dibagikan “dengan semangat komunitas,” sambil menambahkan bahwa teknologi tidak akan cukup dengan sendirinya.
Dalam Posting ini, ia juga menyarankan untuk membuat definisi “peristiwa besar” yang dibagikan di seluruh industri teknologi. Dan berpegang teguh melalui definisi tersebut, perusahaan dapat bekerja bersama dalam istilah “pusat komando virtual bersama” di mana mereka dapat mengoordinasikan respons setelah insiden.
Smith juga berulang kali menjelaskan tentang sistem yang terkadang mengesampingkan kompetisi untuk mengatasi masalah. Di masa lalu, industri teknologi kadang-kadang bersatu dalam masalah moderasi: seperti yang ditunjukkan Smith, Facebook, Microsoft, Twitter, dan YouTube telah bekerja bersama dalam strategi untuk memerangi konten teroris.
“Pertanyaannya adalah bukan hanya apa yang dilakukan teknologi untuk memperburuk masalah ini, tetapi apa yang dapat dilakukan perusahaan teknologi untuk membantu menyelesaikannya,” Smith menyimpulkan. “Masukkan istilah-istilah ini, ada ruang – dan kebutuhan – untuk semua orang untuk membantu.”
sumber gambar : CCN.com
Baca Juga :
- 1.5 Juta Salinan Video Pembantaian Jamaah Di Selandia Baru Berhasil Dihapus Oleh Facebook
- Apple Arcade Resmi Diumumkan, Layanan Terbaru Game Streaming Service Ala Google Stadia
- Tidak Mau Kalah Dengan Google Stadia, Cloud Gaming dari Microsoft Juga Siap Sajikan Fitur Besar
- Undang-undang Kontroversial EU Copyright Directive Siap Diberlakukan, Jutaan Web Di Eropa Padam
VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :